Jumat, 29 November 2013

Latar Belakang

Secara tertulis Sanggar Seni Sabiduak Sadayuang didirikan Pada Tanggal 19 Desember 2008 dan mempunyai Struktur Organisasi yang Jelas, Berdomisili di Pulai Tabek Panjang Kec.Baso Kab.Agam Sumatera Barat.
Latar Belakang Sanggar Seni Sabiduak Sadayuang
Sumatera Barat identik dengan kebudayaan Minangkabau. “Daerah Minangkabau meliputi daerah Luhak nan Tigo (luhak agam, luhak tanah data, luhak limo puluah koto) dan Rantau nan duo (hilia dan mudiak), gabungan Luhak dan Rantau inilah yang disebut Alam Minangkabau, Pada mulanya terdiri dari daerah pegunungan antara Gunung Pasaman dengan Kerinci yang dimahkotai oleh Merapi, Singgalang dan Tandikat, Ketiga gunung kembar yang menjadi pujaan ”Tiga Sekawan Semarak Kampung“, dalam istilah lain dinamakan “tri arga “.
Alam Minangkabau kaya dengan hasil budaya  yang khas di daerah Luhak Nan Tigo dan Rantau Nan Duo, sesuai dengan tempat tumbuh  dan berkembangnya budaya tersebut. Budaya adalah kebiasaan dan ritual yang mengatur dan menentukan hubungan sosial masyarakat berdasarkan  kehidupan sehari-hari, dan kebudayaan menurut Sidi Ghazalba  mengekemukakan bahwa:
“Kebudayaan ialah cara berfikir dan merasa menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu. Daya kreatif yang timbul dari diri manusia melalui akal, pikiran, menjadi sebuah karya”.
Melalui akal pikiran manusia kebudayaan tercipta, begitu pula halnya kebudayaan di Minangkabau. Kesenian tradisi Minangkabau mempunyai keragaman seperti seni musik, seni tari, seni sastra, seni kriya, seni teater dan lain sebagainya, merupakan salah satu unsur penyangga kebudayaan dalam masyarakat. Sehubungan hal ini budayalah yang secara fundamental membentuk dan menentukan kehidupan sosial.
Masyarakat minangkabau pada umumnya mempunyai kebudayaan dan bermacam- macam kesenian daerah, diantaranya seni tradisi seperti dikiarabano, kasidah, talempong, gandang tigo, seni tari seperti tari piring, tari galombang, randai, dan lain sebagainya. Berbagai macam bentuk kesenian yang ada di masyarakat Minangkabau mengalami kemajuan dan ada mengalami kemunduran, banyak faktor yang menyebabkan maju dan mundurnya kesenian tradisi tersebut, diantaranya adalah faktor pelaku seni itu sendiri dan masyarakat pendukungnya. Terkait hal ini I Ketut Yasa mengemukakan bahwa :
Kehidupan seni tradisional sekarang ini justru semakin terancam akibat adanya perubahan cara hidup, orientasi tata cara nilai sosial budaya yang sangat cepat. Lebih lebih kesenian tradisional yang kurang memiliki daya hibur dan atau estetik yang tinggi”.
Oleh karena itu kesenian tradisi tersebut membutuhkan perhatian dari berbagai pihak, terutama peranan pakar kesenian dan seniman intelektual maupun lembaga dan sanggar kesenian sangat di harapkan secara kreatif, inovatif, sehingga kesenian tradisi tetap bertahan dan berguna dalam tatanan masyarakat sebagai khasanah budaya bangsa.

Pedoman hidup masyarakat Minangkabau umum adalah “Adat bersandi Syarak, Syarak bersandi Kitabullah”. Orang Minangkabau merasa bahwa pedoman hidup yang demikian merupakan warisan budaya yang amat berharga sehingga harus tetap dipelihara dengan nilai-nilai tradisi dan kebudayaannya. Oleh Karena itu Sanggar Seni Sabiduak Sadayuang merupakan satu satunya di Jorong Tabek Panjang, kec.Baso, Kab. Agam Sumatera Barat pada saat sekarang ini yang  mengadakan    berbagai  upaya  untuk mambangkit batang tarandam serta melestarikan kesenian tradisi daerah minangkabau khususnya serta memperkenal kesenian minangkabau ke masyarakat luar umumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar